Majene,Sulbar- Garudapos.id
Kegiatan Pembangunan Gedung baru SMA 1 Tammero,do sangat tidak sesuai dengan S O P, terkait dengan tidak adanya penggunaan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di lapangan pembangunan Sekolah SMA 1 Tammerodo di Desa Seppong, Kecamatan Tammerodo Sendana, Kabupaten Majene, Provinsi Sulawesi Barat, Kamis (1/8/2024)
Pembangunan ini sudah jelas melanggar undang-undang No.1 Tahun 1970 yang diatur dalam BAB X Pasal 14 tentang kewajiban pengurus terkait keselamatan dan kesehatan kerja (K3).
Dari pantaun Media ini Pembangunan Gedung Baru SMA 1 Tammerodo ini melalui Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) menggunakan Anggaran yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Tahun 2024 Senilai Kurang lebih 1,3 Milyar Rupiah.
Sangat di sayangkan kepada pengelola pekerjaan pembangunan ini yang tidak menyiapkan Prasarana pengadaan K3 kepada para pekerja, seharusnya dalam hal ini sebelum kegiatan di mulai, setiap pekerja wajib menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yakni pemakaian Helm lengkap dengan pengikatnya, sepatu, rompi dan juga sarung tangan, begitu juga dengan pemasangan Papan Proyek/Anggaran, semua itu harus ada dan harus terpasang.
Saat Media ini ingin mempertanyakan Hal semuanya ini, namun tetapi pihak dari pengelola atau pengawas tidak ada satupun yang berada di proyek, baik pengawas atau pelaksana proyek, juga dari pihak konsultan juga tidak ada di lapangan.
Kepala Sekolah SMA 1 Tammerodo Bapak Kasman, S.Pd, M.Pd mengatakan kepada Media ini bahwa kami selaku penanggung jawab sekolah tentunya mengucapkan terima kasih banyak kepada Pemerintah Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Barat yang telah memberikan bantuan Pembangunan Baru pada sekolah kami ini , dan kami juga selaku keluarga Besar SMA 1 Tammerodo meminta kepada pihak pengelola pembangunan ini agar bisa tertib ujar Kasman.
Kembali Kasman, S.Pd, M.Pd menegaskan bahwa saat ini ada kesan penempatan material yang sangat kurang tertib dan kurang teratur sehingga sangat mengganggu pelaksanaan kegiatan Upacara Bendera, dimana material ini ditempatkan di beberapa titik, kami selaku penanggung jawab sekolah tidak tahu apa penyebabnya sehingga penempatan material terkesan banyak pengelolah tandasnya.
Kasman, S.Pd, M.Pd menambahkan perlu kami sampaikan juga bahwa keterbatasan yang kami alami saat ini adalah persoalan sumber air, dimana satu satunya sumur kecil yang ada di sekolah kami ini yang selalu kita gunakan untuk kegiatan ibadah shalat berjamaah, saat ini terkendala akibat sumur yang dipergunakan selama ini sumur itu juga yang dipakai para pekerja untuk mengamb air sehingga sumber air saat ini terkadang habis ungkap kasman.
Kasman kembali menambahkan kalau bisa dari pihak pengelolah pembangunan ini bisa menyediakan sarana sumur bor, dan kalau perlu ini di pikirkan tentang sumber air ini. Kami selaku penanggung jawab ingin sekali bertemu dengan pihak pengawas atau pelaksana pembangunan ini, namun tetapi beliau jarang sekali hadir di lapangan.
Disisi lain Kasman S.Pd, M.Pd berharap agar pelaksanaan pembangunan ini bisa lancar, dan setiap pengelolah atau penanggung jawab pembangunan Sekolah SMA 1 ini sedapat mungkin bisa Stand By setiap hari, atau setidaknya 2 atau 3kali hadir di lapangan agar kita bisa berkordinasi dengan baik tutup Kasman
Penulis-ABI