Majene, Garudapos.id — Menindak lanjuti surat sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Barat Nomor : B – 400.14.1.4/63/II/2025/SETDA tanggal 7 februari 2025 tentang kunjungan kerja Pj. Gubernur Sulawesi Barat di Kabupaten Majene.
Kegiatan Kunker diawali dengan makan malam dan silaturrahmi bersama Pemerintah Kabupaten Majene di Rumah Jabatan Bupati Majene pada hari Senin 10 Februari jam 19.00.
Kemudian esok harinya pada hari selasa tanggal 11 Februari kegiatan jalan sehat akan dibuka langsung oleh Pj. Gubernur Sulawesi Barat pada jam 6.00 wita, yang bertempat dan start di stadion prasamya
Lalu kemudian dilanjutkan dengan kunjungan Pj. Gubernur bersama Pemerintah Kabupaten Majene ke Pasar Sentral Majene, setelah itu dilanjut ke tempat kegiatan Pangan Murah Di Pelabuhan Pangali-ali.
Gerakan Pangan Murah (GPM) adalah bertujuan untuk memastikan ketersediaan dan aksesibilitas pangan yang terjangkau bagi masyarakat.
Melalui kerjasama antara pemerintah, produsen pangan. GPM berupaya menekan harga pangan dasar seperti beras, gula, minyak, bawang merah, bawang putih dan lain-lainnya.
Dengan menyelenggarakan program-program subsidi dan distribusi pangan murah, Gerakan Pangan Murah (GPM ) berperan dalam memitigasi dampak kenaikan harga pangan terutama di kalangan masyarakat ekonomi menengah ke bawah.
GPM bukan hanya sekadar solusi jangka pendek, tetapi juga berfokus pada pembangunan sistem pangan yang berkelanjutan dan inklusif. Dengan demikian, gerakan ini tidak hanya memberikan bantuan langsung kepada masyarakat, tetapi juga menciptakan dasar yang kuat untuk ketahanan pangan yang berkelanjutan di masa depan.
Sementara itu Pj Gubernur Sulbar DR. Bahtiar Baharuddin mengharap keseriusan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Majene untuk meningkatkan produksi bawang merah di daerah ini.
Harapan ini disampaikan setelah jamuan makan malam dan Silaturahmi Pj Gubernur Sulbar dengan Pemkab Majene di Rumah Jabatan (Rujab) Majene, Senin malam (10/02/2025).
”Kabupaten Majene hanya dua komoditi yang perlu dikembangkan secara serius, yaitu komoditi bawang merah dan kambing, setelah itu, masih banyak bahan pangan lokal yang sejatinya bisa diolah menjadi produk bernilai tambah,” tuturnya.
Ia mengemukakan, sebagai pemimpin daerah dalam hal bupati harus membangun karakter yang khas di wilayahnya dengan melihat kondisi pengembangan komoditi pertanian, seperti bawang merah.
“Jadi harus ada jumlah sesuatu yang membedakan daerah kita dengan daerah yang lain, sehingga orang berkunjung ke Majene melalui komoditi yang dikembangkan. Artinya, selesaikan yang paling pokok dulu karena menyangkut hajat hidup orang banyak, kemudian kita cari upaya untuk menambah penghasilan lainnya,” ulasnya.
Dituturkan, pertanian merupakan kekayaan alam yang sangat perlu dikembangkan dengan komoditi lokal, namun sayangnya mungkin disebabkan masyarakat dalam berbagai profesi belum terlalu menyadari bagaimana pentingnya pengembangan potensi pangan lokal untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional ke depan.
“Jika ingin melihat cermin sebuah daerah, tidak usah tanya kepala dinas, atau laporan bupatinya, datang saja ke pasar itulah wajahnya daerah, karena disitulah aktivitas hidup aslinya, jadi harus serius meningkatkan komoditi bawang dan kambing,” pesannya.
Dijelaskan, jika petani Kabupaten Majene menanam komoditi bawang merah seluas lahan 3000 hektar, maka dapat dipasarkan di wilayah Sulbar bahkan dapat menyuplai ke Ibu Kota Nasional (IKN) Kalimantan Timur.
“Bawang merah adalah komoditi yang dicari dan tidak ada abisnya apalagi bernilai ekonomi. Kalau bawang sudah berkembang maka kita bisa menanam komoditi yang lain, untuk penghasilan tambahan,” imbuhnya.
Setelah rangkaian acara selesai Pj. Gubernur Sulbar melanjutkan perjalanan ke daerah Kecamatan Malunda tepatnya di Bendungan irigasi Kayu angin guna penebaran benih ikan nila.
Dalam giat ini turut mendampingi Pj. Gubernur Sulbar yakni, Sekda Majene H. Andi Ardiansyah S.STP, M.M, para pimpinan OPD Kabupaten Majene, para Forkopimda Kabupaten Majene.
(ABI)