Kisah Miris Warga Pupurin Harus Menyebrangi Sungai Menggunakan Rakit

Polman, Garudapos.id – Di Kabupaten Polewali Mandar, tepatnya di Kecamatan Tutar, Kelurahan Padang Mawalle, terdapat sebuah kisah pilu yang dialami oleh warga setempat dan warga sebrang kampung. Meski akses menyeberang sungai ke wilayah sebelah sangat dekat dan dianggap efisien, warga masih harus mengandalkan rakit sebagai moda transportasi utama untuk menyeberang. Minggu, 12 Oktober 2025.

Yang membuat situasi ini semakin miris, penyebrangan ini sering digunakan oleh warga Kecamatan Alu yang berbeda wilayah kecamatan tapi masih dalam Kabupaten Polewali Mandar. Sungai yang membentang selebar sekitar 25 meter ini menjadi penghalang yang harus dihadapi setiap hari.

Rakit yang digunakan bukan hanya berisiko, terutama saat air pasang, tetapi juga tidak gratis. Setiap sepeda motor yang menyeberang dikenakan biaya Rp 2.000 sekali jalan. Dengan kata lain, biaya yang harus dikeluarkan warga untuk pulang-pergi mencapai Rp 4.000 setiap hari.

Seorang warga asli Desa Puppuring mengungkapkan harapannya kepada pemerintah Sulawesi Barat, khususnya kepada Gubernur dan Wakil Gubernur, agar segera memperhatikan kondisi ini. Ia berharap pembangunan jembatan penghubung dapat direalisasikan, karena jalan ini adalah jalur utama yang sangat dekat dan vital bagi warga.

“Kami sudah sering menyampaikan pengajuan kepada pemerintah kabupaten Polewali mandar maupun provinsi Sulawesi Barat, namun hingga kini belum ada tindak lanjut,” kata warga tersebut.

Penyebrangan ini sangat urgen, terutama bagi anak-anak sekolah yang harus melewati sungai setiap hari. Warga berharap pemerintah bisa segera mengambil langkah nyata demi keselamatan dan kenyamanan bersama.

(Red*)

related

Scroll to Top